
Memilih TOEFL atau IELTS untuk Pendaftaran Kampus Eropa – Bagi mahasiswa Indonesia yang berencana kuliah di Eropa, sertifikat kemampuan bahasa Inggris sering menjadi syarat wajib dalam pendaftaran. Dua tes paling populer adalah TOEFL iBT dan IELTS Academic. Keduanya diakui secara internasional, namun memiliki format, penilaian, dan kelebihan yang berbeda. Memilih yang tepat bukan hanya soal preferensi gaya belajar, tetapi juga kecocokan dengan universitas dan kesiapan menghadapi format ujian.
Pemahaman mendalam tentang perbedaan keduanya membantu calon mahasiswa menentukan mana yang paling efisien, paling nyaman, dan paling sesuai dengan tujuan studi di negara tujuan.
Pengakuan dan Persyaratan di Universitas Eropa
Untuk kuliah di Eropa, kedua tes ini sangat diterima secara luas. Namun terdapat beberapa perbedaan penting yang perlu dipertimbangkan.
Level penerimaan universitas.
Hampir seluruh kampus di Eropa menerima TOEFL iBT maupun IELTS Academic. Meski begitu, universitas di wilayah tertentu sering memiliki preferensi. Kampus di Inggris, Skotlandia, dan Irlandia cenderung lebih familiar dengan IELTS karena tes ini berbasis Inggris. Sementara kampus di Belanda, Jerman, Prancis, Swiss, dan negara Skandinavia umumnya menerima keduanya secara setara.
Kebutuhan nilai spesifik.
Universitas Eropa biasanya meminta skor IELTS 6.0–7.0 atau TOEFL iBT 80–100 untuk program S1 dan S2. Program tertentu seperti teknik, kedokteran, dan hukum dapat mensyaratkan skor lebih tinggi. Beberapa institusi menetapkan skor minimum untuk setiap band atau section; misalnya, Listening atau Writing harus mencapai batas tertentu agar dianggap memenuhi standar.
Fleksibilitas kebijakan.
Beberapa universitas memberikan fleksibilitas dengan menerima hasil dari salah satu tes, sementara sebagian lainnya memiliki persyaratan khusus seperti hanya menerima IELTS UKVI untuk tujuan tertentu. Pastikan membaca syarat masing-masing universitas agar tidak salah memilih jenis tes.
Perbedaan Format, Kelebihan, dan Strategi Memilih Tes yang Tepat
Meski kedua tes sama-sama mengukur kemampuan berbahasa, pengalaman ujiannya cukup berbeda. Memahami gaya penilaian dan struktur setiap tes membantu menentukan mana yang lebih cocok.
Format ujian dan pengalaman mengerjakan.
TOEFL iBT sepenuhnya berbasis komputer, termasuk bagian speaking yang direkam melalui mikrofon. Hal ini cocok bagi peserta yang kurang nyaman berbicara langsung di depan penguji. IELTS Academic menggunakan model campuran: reading, listening, dan writing berbasis kertas atau komputer, tetapi speaking tetap dilakukan tatap muka. Bagi sebagian orang, interaksi langsung dengan penguji dapat membuat lebih percaya diri, namun bisa juga menambah tekanan.
Karakter soal.
TOEFL cenderung memiliki soal dengan gaya akademik Amerika yang panjang dan terstruktur, cocok bagi yang terbiasa membaca artikel ilmiah. Soal listening memiliki durasi cukup panjang dengan materi perkuliahan. IELTS lebih variatif; listening memadukan percakapan sehari-hari dan situasi formal, reading menyajikan teks beragam, dan writing memiliki dua task yang menuntut kemampuan menjelaskan grafik serta menulis esai argumentatif dengan struktur jelas.
Penilaian.
TOEFL menggunakan skala 0–120, sedangkan IELTS menggunakan band 1.0–9.0. Perbandingan keduanya biasanya tidak menjadi masalah karena universitas Eropa sudah menyediakan konversi atau nilai minimum untuk masing-masing tes.
Jenis kemampuan yang dinilai lebih menonjol.
Bagi peserta dengan kemampuan membaca cepat dan memahami detail teknis, TOEFL iBT sering terasa lebih natural. Untuk peserta yang unggul pada penggunaan bahasa sehari-hari, struktur esai pendek, dan interaksi verbal, IELTS Academic sering lebih mudah dikuasai.
Kemudahan latihan dan persiapan.
Bahan latihan kedua tes banyak tersedia, namun simulasi TOEFL berbasis komputer biasanya memberi pengalaman yang lebih mirip kondisi ujian sebenarnya. IELTS memerlukan latihan khusus untuk speaking tatap muka dan memahami gaya tulisan yang ringkas namun argumentatif.
Kesimpulan
Tidak ada tes yang secara mutlak lebih baik; keputusan terbaik bergantung pada kebutuhan akademik, kebiasaan belajar, dan preferensi format ujian. TOEFL iBT ideal bagi mereka yang nyaman dengan ujian berbasis komputer dan soal akademik panjang. IELTS Academic lebih cocok bagi peserta yang ingin format soal variatif dan tidak keberatan dengan sesi speaking tatap muka. Pada akhirnya, kedua tes diterima luas di Eropa, sehingga fokus utama sebaiknya pada pemilihan yang memberi peluang hasil terbaik sesuai gaya belajar pribadi. Dengan memahami format dan karakter setiap tes, calon mahasiswa dapat menentukan tes yang paling efisien dan paling mendukung kesuksesan pendaftaran mereka.